Sejarah Singkat
SEJARAH MUHAMMADIYAH SETIABUDI PAMULANG
(The History of Muhammadiyah Setiabudi
Pamulang)
“Sebuah renungan untuk
mendapatkan nilai-nilai ajaran Islam dengan cara Memahami, Menghayati dan
Mengamalkan Ajaran Islam yang Sesungguhnya”
Ditulis oleh: Hikmatul Fitri, S.Si
Pengantar
Penulisan
Segala
puji bagi Alloh SWT atas segala nikkmat-Nya yang dicurahkan kepada kita
sekalian. Maksud di tuliskannya buku ini berisi
perjalanan dan perkembangan Muhammadiyah awal pertama kali di bentuk dan
didirkan hingga hari ini berdiri, agar menjadi Pengingat akan betapa pentingnya
sejarah Muhammadiyah Pamulang untuk kemajuan dan perkembangan Muhammadiyah di
masa mendatang. Penulisan ini didasari kenyataan dan fakta yang
ada dan
berisi pitutur yang di gali dari para pendiri yang pada waktu itu memegang
prinsip ajaran Muhammadiyah yang sudah di canangkan oleh Pendiri Muhammadiyah
K.H Ahmad Dahlan, yang seyogyanya banyak melihat dan mendengar, apa yang di lihat, apa yang didengar, dipikirkan dan dirasakan, mana
yang baik dan mana yang buruk, yang
baik disimpan dan yang buruk dibuang.
Untuk mendapatkan nilai-nilai ajaran Islam adalah dengan cara memahami ajaran
Islam, menghayati dan mengamalkan
dengan sesungguhnya.
Alloh berjanji barangsiapa yang mengikuti perintahku
dan mematuhi larangannya (taqwa) Alloh akan memberikan bimbingan,
petunjuk pimpinan dalam hidupnya. Orang yang dapat petunjuk
dari Alloh tidak akan tersesat di dunia dan di Akhirat.
Semoga tulisan ini dapat menjadi acuan bagi kader Muhammadiyah
agar dapat di baca serta di cermati sejarah Perkembangan Muhammadiyah
Setiabudi Pamulang hingga hari ini.
Demikian pengantar penulisan ini kami buat
agar menjadi titik awal untuk penulisan ini selanjutnya.
Nasrun
Minallah Wa fathun Qorib..
Tonggak Sejarah
Muhammadiyah Setiabudi Pamulang yang
saat ini berdiri adalah bermula dari Muhammadiyah Wilayah Tanah Abang yang masuk
wilayah Jakarta Pusat. Wacana pendirian Muhammadiyah cabang Seiabudi ini sudah
di persiapkan sekitar tahun 1957 – 1958, bermula dari kerabat dan handai taulan
yang sering menghadiri pengajian di Muhammadiyah Tanah Abang yang sering diisi
Pengajian oleh Bapak Prodjokusumo dan Amir Siregar sebagai Pembicaranya waktu
itu. Pada Tahun 1959 para penggagas yang waktu itu sudah mempersiapkan
Pendirian Ranting Muhammadiyah di Wilayah Setiabudi Jakarta Selatan adalah
Bapak. H. Mardiyono, Bapak Azhari dan Mahmudin (?). Kemudian gagasan untuk
mendirikan Ranting juga di sambut oleh kerabat lain yang memiliki Visi dan Misi
yang sama terhadap Muhammadiyah. Nah munculah Bapak Ilyas, Bapak Nasmudin Ahmad
yang kemudian secara bersama-sama dengan tekad bulat di dirikanlah Ranting
Muhammadiyah Setiabudi. Karena baru berdiri Ranting Muhammadiyah belum memiliki
Kantor untuk keperluan Administrasi, sementara apabila ada Rapat atau
Penyusunan kerja pengurus di pakai Rumah H. Mardiyono yang terletak di Jalan
Sumbangsih No. 24 Setiabudi, untuk mengadakan pertemuan dan rapat. Pendirian
ranting Muhammadiyah Setiabudi waktu itu juga mendapat dukungan dari pengurus
RT di wilayah itu yaitu Bapak Dulyani. Pak Dulyani pun memperkenalkan seorang
yang juga aktif alam kegiatan keagaman sekaligus juga pemilik Mushola di
wilayah tersebut dialah Pak Jauhari. Kemudian akhirnya Mushola milik Pak
Jauhari ini lah yang kemudian di jadikan tempat berkumpul untuk para pengurus
ranting Muhammadiyah sekaligus juga untuk tempat ibadah. Namun seiring waktu
Alhamduliah kegiatan demi kegiatan bertambah ramai, maka pengurus memikirkan
untuk membangun dan mempeluas Mushola yang hanya berukuran 6 x 6 m kemudian
oleh Bapak H. Mardiyono dan pengurus lainnya di perluas menjadi 9 x 9 m dan
kemudian berdirilah Masjid yang pertama di bangun oleh ranting Muhammadiyah
Setiabudi, kemudian di beri nama masjid tersebut dengan Masjid Al-Jihad yang
melambangkan kesungguhan para pengurus dan pendiri ranting akan Semangat untuk
berdakwah dan mengajarkan Agama Islam di lingkungan dan menjadikan Muhammadiyah
sebagai Sarana Dakwah. Alhamdulilah, Allah memberikan kemudahan jalan bagi
hamba-hamba-Nya yang mau berjuang di jalan Allah. Pengurus ranting Muhammadiyah
disibukan dengan membuka berbagai kegiatan keagaman bahkan sudah di buka Tempat
Bermain (TB) Anak-anak di sekitar Masjid Al-Jihad. Kemudian Munculah rencana
untuk pembangunan tempat Pendidikan (Sekolah) di sekitar Masjid sebagai sarana
mencerdaskan anak Bangsa dan membangun Pribadi Muslim yang sesungguhnya.
Pembangunan
Pendidikan Muhammadiyah
1. Setelah selesai sekolah dasar pada tahun 1950
saya diantar oleh Bapak untuk sekolah ke
Solo dan diantar ke Pondok Pesantren
Nirbitan dalam Asuhan Bapak. Abdussomad. Didaftarkan di SMP Muhammadiyah di Simpang Pasar Kliwon. Setelah klas II saya pindah ke Mualimin Muhammadiyah sampai lulus dan meneruskan ke BI Bahasa
baru samapai ke Tk. II.
2.
Selama saya berada di Pondok Saya selallu
mengikuti kursus-kursus/pengajian yang si ceramah/kursus
adalah:
a. K.Abdurrojak masalah Falakiyah
b. KH. Yunus Anis ke Muhammuhammadiyaan.
c. K. Mulyadi Joyomartono
masalah sosial.
d. Prof. KH. Farid Ma'ruf. Masalah
Akhlakul Karimah.
e. Bapak. Ibu Salimi masalah ke Organisasian Bapak Syuhud Rais (ayah tokoh dari Amien
Rais)
Masalah Kemasyarakatan / Ukhuwah Islamiah tahun 1952 saya
dengan kawan-kawan pengajian masuk Muhammadiyah langsung
kita mendaftar ke Jogyakarta dengan rekomendasi dari cabang
Solo. Dan dari pengalaman tersebut. Saya masuk Ranting Muhammadiyah
Dabusukuman.
3.
Setelah saya pindah ke Jakarta dan Kebetulan
sayabekerja di PP Muhammadiyah di Majelis Pendidikan
tahun 1957 dan pada tahun 1959 saya pindah ke Setiabudi
dari Jl. Karet dan yang juga pertama saya dari langgar
yang terdekat
di Rumah kita tersebut. Ketemulah dekat rumah ada langgar Pak Djauhari
ukuran langgar 3x6 m setelah kita ketemu banyak kenalan yang se-Ide dengan
kita maka langgar tersebut kita robah pada bangunan dan
tanahnya di beli menjadi ukuran 6x9 m sponsor
pembangunan pada wakru itu adalah Bapak H. Iskak Janggawirana dan Bapak Nazar,
Nasmudin Ahmad. Pelaksanaannya adalah Bapak Jana dan Bapak ngajar Ngaji
di Rumah Bapak Syaryan Syah.
4.
Akhirnya bertemu juga orang yang sudah
menjadi Anggota
Muhammadiyah ialah Bapak H. Ilyas, Bapak -Aswafi, Bapak Azhari,
Mujahidin, Rusdi Qosim, sepakatlah membuat Ranting Muhammadiyah
Induknya cabang Tanah Abang sebelum pcndirian ranting
memang sudah
sering mengikuti pengajian di cabang Tanah Abang diantar dengan Bus. Di
Setiabudi ada pengajian Ibu-ibu di Rumah Ibu Notowijaya S
di sponsori oleh Ibu Syaryansyah
5.
Alhamdulillah pada tgl. 5 juni 1960 berdirilah
ranting Setiabudi Karet yang di
lantik oleh Bp. Mr.Lubis dari ca-bang Tanah
Abang. Dengan ketuanya bapak Azhari. Wakil Bapak. Ilyas SN, Sekretaris saya
(Mardiyono wakilnya).
6.
Setelah berdiri ranting maka banyak langkah
yang harus di jalankan dan untuk sementra koordinasinya
di rumah saya. Mencari tanah untuk sekolah TK. BKIA
dan menyelesaikan
Masjid untuk sementara di buka SD. Bertempat di rumah Bapak.
Syuryansyah, sementara gurunya Ibu Sudirman dkk. Setelah berkembang
dapat membangun
dan membeli tanah di tanahnya bapak Jauhari untuk didirikan SD
dan SMP sementara tanah yang dibeli oleh Bapak. Haji IlyaS SN. Terus
berkembang dan rumahnya bapak haji Ilyas didirikan TK
sementara yang mengajar juga Ibu Iskak dan Ibu Ilyas,
Ibu Darti. Sedang SD Siti Musyirafah dan SMP Bapak Drs. Zaid.
7.
Sementara di rumah bapak di Jl.Setiabudi Raya No. 24 A didirikan Poliklinik yang di resmikan oleh Bapak Dr.Kusnadi, dan dokter yang perpraktek di poliklinik itu ialah Dr. Budi Darmoyo, Dr. Nurhae Abdurahman, Dr. Lutfi Usman Dr. Rumiyati Usman Dr. Haliq Usman dan lain-lainnya sedang perawatnya Bp. Sularman Burhan.
Setelah maju ada yang meminjami tempat
ialah di rumahnya bapak Partojuga di
resmikan oleh Bapak Dr. Kusmadi
8.
Dapat membeli kantor muhammadiyah yang di
sponsori oleh Bapak Isyas SN rumah tersebut. Rumahnya
bapak Jana
dan dibeli oleh Bapak Ilyas dan terus di renovasi di tingkat
2 lantai bawah untuk TK di belakang dan di depan untuk BKIA bangunan di urus
oleh Bapak Nasudin Ahmad dan sebagian bantuan dari Bapak S. Projokusumo
sementara
Bidan Djundariah Cs.
9.
BKIA pindah ke Karet Belakang yang saat ini
dipakai oleh Dr. Busra karena BKIA sudah bisa bangun sendiridiKaret Gg.II
10.
Kantor tersebut diatas untuk mangkal anak
Pemuda dan NA yang tinggal disitu ialah Badrun
Qomaruddin, Djazrie dan kelompok Mugeni Ramli RR, Luman BST dan
Lukman Ahmad
sumira dsb.
11.
Dengan adanya tempat tersebut Muhammdiyah
tambah maju dan
giat seluruhnya bergerak maju baik
Muhammadiyah
dan ;Pemudanya.
12.
Pemuda berdiri di karet pada tahun 1963 di
ketuai oleh Sulaiman Dasi Cs. Terbentuk pula Muhammadiyah
yang di
ketuai oleh Sutawijaya sekretaris Mar Djohan SC Muhimmadiyah ranting karet
Belakang mengelola SD dan SMP yang dibangun oleh Cab.Muhammadiyah
Setiabudi Karet oleh Bp. Ilyas SN. Namun setelah ada
pergantian pimpinan cabang oleh Drs. Nasrun Harun dan
Ilham Hamidi
SD dan SMP di robah menjadi Yayasan Mubasyisirin yang berarti Muhammadiyah Ranting
Karet Belakang tidak lagi mengurusi Sekolah tersebut.
13.
Muhammadiyah terus maju dan terus berdiri
Ranting Dukuh
Atas, Ranting Karet belakang II dan Ranting Setiabudi. Dengan telah
berdirinya beberapa ranting itu perlu ada yang menekuni di
cabang dan terbentuklah cabang setiabudi karet, dan sekretariat
hariannya adalah Saudara Budiman Asmara. Untuk kegiatan cabang
yang Pertama adalah kuliah Romadhan yang diselenggarakan oleh
Pemuda dan NA yang dikoordinir oler Ahmad Syarba'i, Sulaiman dasi
Aim. dan Wahid. Penceramahnya:
a.
Buya Malik Ahmad
b.
Muhammad Room
c.
Buya HAMKA
d.
Bapak. Projokusumo
e.
Amiruddin Siregar
f.
K as man Singodimrjo
g.
Sutan Sadtt
h.
Rusdi Hamka
i.
Lukman Harun
j.
Buya Sutan Mansyur
k.
Moh. Room
Dan Banyak lagi yang ceramahnya dibuat
daftar dan judul cerihmanya oleh penyelenggara. Sedang kendaraan untuk menjemput adalah memakai mobil masda sopirnya
ialah Sarwando, setelah ganti mobil
memakai mobil Fiat. Sedang Aisyiyahnyapun
juga mengadakan pengajian Mingguan malah sampai saat ini yang mengisi Ibu
Syamsidar dan Ummi Rokayah Maksum
Aim. Bisa membeli rumah di Gg. BB untuk usaha dinamakan BUEKA. Uang untuk
membeli sebagian dari Aisyiyah dan
sebagian saya pinjam uang kantor (lewat Pak Zainul Bahri) dengan di potong tiap
bulan. Yang saat ini rumah tersebut.
Dipakai Pribadi pengurus muhammadiyah
yang baru.
14. Sekolahpun
di setiabudi juga maju pesat kebetulan Kepala sekolahnya Siti Musyrifah
sedang melahirkan waktu pimpinan (ketua) Drs. Nasrun Harun
sekretarisnya llham Hamidi kepada sekolah terus diganti oleh
walinya namanya
Rusmin diberikan surat: Pemberhentian tanpa alasanaramun itu semuanya
kita terima mudah-mudahan ada hikmahnya. Alhamdulillah dengan Ibu
tidak mengajar lagi dapat memperbaiki kehidupan rumah tangga
dan mendidik
anak jadi terurus.
15.
Waktu itu muhammadiyah dan pemuda NA kompak setelah
Pimpinan Drs. Nasrun Harun dan llham Hamidi akhirnya pemuda pecah jadi
firqoh-firqoh ada yang ARIS ada yang RISKA dsb. Sejak itu pemudanya bubar
dan NA
nyapun tidak ada kegiatan.
16.
Berdiri
juga Asuhan Keluarga yang di pimpin oleh Ibu Tati Maryono Aim. Mestinya
itu kader Muhammadiyah tetapi jadi
kadernya ARIS, Namun begitu
tetap Muhammadiyah Cabang setiabudi sudah komplet memiliki
usaha kader Muhammadiyah banyak sekarang yang jadi pejabat, seperti
Mugeni Polisi pangkatnya tinggi Ramli RR, Adwar Sandoto Staf
Duta Besar di bangkok, Drs. Nasir Tati Staf. Kedutaaan di Amerika, dan banyak lagi
yang kesemuanya adalah teman-teman penggerak Bapak di Muhammadiyah termasuk Dr. Ridwan ke
Aceh sedang Generasi yang berikutnya baru Drs. Thabrani, Dr.Busyra,
Ewo Ahmad dan Hikmat generasi
yang berikutnya.
17. Pada
tahun 1976 setelah bapak tidak di cabang maka dapat leluasa dan menekuni pembangunan Masjid yang
pertama dibangun bersama.
a. Bapak Haji Somad dan Bapak Harun Membangun
masjid Al-Jihad direncanakan 3
Mendikbud Nadiem Makarim Akan Umumkan Mekanisme dan Syarat Pembukaan Sekolah pada 13 Juli 2020